Sinopsis Lengkap Novel Aa Ii Uu Karya Arifin C. Noer

Judul                    : Aa, Ii, Uu

Pengarang            : Arifin C. Noer

Tahun Terbit       : 2006

Tebal Halaman    : 107 halaman

Penerbit                : Pustaka Utama Grafiti, Jakarta

Malam hari dirumah Rustam, tepatnya disebuah kamar yang telah di singgahi UU yang sedang membereskan buku-bukunya sementara Ibunya sedang menyiapkan tempat tidur. Dari sini lah UU mulai menyampaikan keinginan nya setelah lulus nanti Ia akan masuk jurusan sejarah dan menjadi ahli sejarah. Hingga tiba pada pengumuman kelulusan dan dipapan tersebut tertulis nama UU yang di nyatakan lulus. Kemudian perdebatan pun di mulai dan berawal diruang tengah rumah Rustam pada malam hari setelah selesai makan malam. Bapak UU yang bekerja sebagai pedagang pun mengatakan tidak mengijinkan jika UU mengambil jurusan sejarah sebab, ahli sejarah tidak memberikan lapangan pekerjaan dan penghasilan yang bagus sedangkan ibu UU menyetujui dan memberikan kebebasan pilihan untuk UU memilih masa depan nya. Sementara itu, bapak UU tetap bertekad bulat tidak mengijinkan dan menyatakan bahwa ahli sejarah hanyalah zaman pengkhayal-pengkhayal yang menjijikan saja.

Pernyataan bapak UU tersebut pun membuat UU merasa kecewa sebab, seperti itukah anggapan seorang bapak terhadap masa depan yang akan diambil oleh anaknya dan apakah seburuk itu para ahli sejarawan. Hal tersebut membuat UU benar-benar kecewa dan memutuskan untuk menguci diri dikamar dan mogok makan. Kedua saudara UU yaitu AA dan II pun ikut berusaha membujuk UU yang mereka ketahui sebagai anak yang sangat manja, sakit-sakitan sejak kecil dan UU adalah adik yang lemah. Mereka pun memutuskan untuk menelpon tante dan om yang mungkin mampu melunakkan hatinya.

Malam hari, dirumah Rustam tepatnya didepan kamar UU ibunya membujuk UU agar membukakan pintu dan mengijinkan ibunya untuk masuk kedalam kamar UU, namun UU memberikan persyaratan agar tidak membawa makanan kedalam kamar, “ sekalipun Cuma sebutir gula dan walaupun mama boleh masuk membawa coklat satu karung tapi UU tidak akan menyentuhnya “ ujar UU.

Setelah ibu UU keluar dari kamar UU. Kedua saudara UU pun ikut mengeuk pintu dan mengutarakan pendapatnya mengenai keinginan UU bahwa suatu saat nanti dia akan mendapat kesukaran kelak kalau mencari pekerjaan namun ibunya mengatakan bahwa UU telah menyiapkan dirinya untuk segala resiko atas pilihan nya dan sebaliknya AA mengiyakan pendapat papa nya bahwa yang diperlukan sekarang adalah lapangan pekerjaan yang memberikan keuntungan materiil kemudian ibu lalu pergi ke kamarnya. AA dan II kmbali mengetuk pintu kamar itu lalu munculnya bapak UU pun ikut membujuk UU agar keluar dari kamar dan berunding mengenai keputusan nya. Sedangkan semua keluarga UU mengkhawatirkan keadaan UU yang jika berlama-lama mogok makan dan tidak mau keluar kamar . beberapa lama kemudian tibalah om dan tante yang datang dan langsung mengetuk pintu kamar UU mereka sangat mencemaskan keadaan UU. Tante dan Om pun berusaha membujuk, namun UU tetap tidak menyahut apa yang semua orang katakana dibalik pintu. Kepanikan pun mulai mengusik hati mereka.

UU tetap saja menginginkan jurusan sejarah, sedangkan yang lain tidak sependapat dengan UU kecuali ibunya, sehingga diskusi pun dibuka antara tante, om , papa, juga mama mereka semua menginginkan kebaikan untuk UU dan bapak UU mendekati ibu dengan wajah minta maaf dan merasa bersalah karena memaksakan kehendaknya. Om dan bapak pun memberikan sebuah kalimat-kalimat sebagai perumpamaan untuk kelanjutan masa depan UU seakan akan nasib UU ada ditangan mereka dan mereka lah yang menentukan kebahagiaan UU  membuat ahli sejarah dianggap sebagai penderita dan dijauhi masyarakat, masa depan UU pun ikut hancur bersama sejarah nya yang mengerikan dan bahkan ketika ia ingin melamar suatu pekerjaan pintu pintu keberhasilan tertutup oleh kedatangan nya. Sehingga ibu UU pun menjadi tidak menyetuji keinginan UU seketika ibu langsung membujuk UU dengan cara yang berbeda yaitu DONGENG lewat cara inilah ibu UU menyampaikan ketidaksetujuan nya “ pada suatu hari ada seorang gadis kecil yang manis dan patuh kepada ibunya, gadis kecil tersebut selalu bertambah manis setiap kali mengatakan ‘ Ya, ma ‘ kepada ibunya. Dan ia bahkan sangat berbahagia hidupnya karena selalu berkata ‘ Ya ‘ dan ibunya pun demikian “. Dengan cara tersebut lah UU pun mengikuti cerita dongeng yang telah ibunya cerita. Ia pun berkata ‘ Ya, ma ‘ ketika ibu menyuruhnya untuk tidak akan masuk jurusan sejarah.

Jalan Thamrin, pada siang hari

Lalu lintas sangat ramai sekali. Pencakar-pencakar langit salah satunya adalah kantor tokoh kita. ZOOM IN jendelanya.

Inti kantor Rustam, ruang administrasi, pada siang hari kemudian beralih di ruang Rustam sendiri. Beliau menerima telepon dari rumah nya bahwa terjadi sesuatu dengan UU.

Dalam rumah Om, pada bagian ruang tamu di siang hari

Tante dan ibu pun berusaha untuk  menghampiri UU yang sedang dalam balutan selimut tebal dan setiap kali ibu menanyakan apa yang terjadi dengan UU,  namun UU hanya menjawabnya dengan kalimat Ya, Ma. Seakan akan ia telah terhipnotis dengan dongeng yang diceritakan ibunya pada malam hari yang lalu. Mereka sangat mencemaskan kembali dengan kondisi UU yang semakin begitu sehinnga mereka membimbing UU masuk ke dalam. Tak lama muncul lah dari luar Om yang gendut itu gugup dan bergegas seperti biasanya. Dia diikuti oleh pembantu tua (perempuan), yang latah. Mereka langsung menuju ke dalam.

Secara kasar pintu itu tebuka dan muncul Om dan pembantu tua tadi. Segera saja tante dan ibu sama-sama melotot dan dan sama-sama menempelkan telunjuk di mulut. Om mendekati tempat tidur dimana UU sedang nyenyak tidur dalam selimutnya. Lalu tante menyuruh pembantu tua tersebut untuk membuatkan minuman. Setelah memeriksa suhu badan UU , om mendekati istrinya dan ibu UU. Om menanyakan kepada mereka apa yang sesungguhnya terjadi mengapa UU jadi seperti ini ? tante dan ibu menjelaskan bahwa sejak tadi pagi UU hanya mengatakan kalimat “ya, Ma” sering-sering mata  ya tertutup kayak orang tidur dan tidak mau lepas dari selimutnya . dan UU pun menghilang ntah kemana, membuat semua keluarga mengkhawatirkan nya.

        Saat malam menjelang tiba-tiba Aa dan Ii pun ikut menghilang. Mereka tidak ada di kamarnya masing-masing. Ayah dan ibu tentunya sangat khawatir dengan menghilangnya anak-anak mereka secara tiba-tiba itu. ayah dan ibu pun memutuskan untuk memanggil dukun kembali untuk melihat keberadaan anak-anak mereka. namun sang dukun tetap tidak tahu keberadaan ketiga anak itu. si dukun hanya berpesan kepada ayah dan ibu serta anggota keluarga yang lain agar jangan memaksakan keinginan dari sang anak. Berikan anak-anak kebebasan untuk memilih apa yang memang menurut mereka itu yang terbaik untuk masa depannya. Sebagai orangtua harusnya tidak membatasi impian maupun cita-cita dari anak-anaknya sendiri. anak-anak pasti tahu yang terbaik untuk mereka dan sebagai orangtua harusnya memberikan semangat serta dukungan untuk sang anak dalam meraih impian dan cita-citanya

Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Esensi Pendidikan. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow Esensi Pendidikan dengan mengklik tombol di bawah ini:

Artikel keren lainnya:

Ditulis oleh Esensi Pendidikan pada tanggal Kamis, 12 Mei 2016