Pengertian Kalimat
Keraf (1984:156) mendefinisikan kalimat sebagai satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap. Pengertian tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1982:72) bahwa "kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan potensial terdiri dari klausa.
Selain pendapat tersebut, dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan bahwa kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya
perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
2. Jenis-jenis Kalimat
Dari segi bentuk, kalimat dapat dikelompokkan atas dua jenis: (a) kalimat tunggal dan (b) kalimat majemuk.
a) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola (SP, SPO, SPOK) atau kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. Contoh :
- Dia pergi.
- Dia melempar mangga.
- Ahmad pergi ke pasar kemarin sore.
Jenis kalimat tunggal terdiri atas empat macam, yakni kalimat nominal, kalimat verbal, kalimat ajektival dan kalimat preposisional (Depdikbud, 1988). Kelima jenis kalimat tunggal tersebut adalah sebagai berikut :
> Kalimat nominal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata benda. Misalnya:
- Ibuku petani sawah
- Ayahku pegawai kantor pajak.
- Kakakku tukang kayu.
> Kalimat verbal yakni kalimat tunggal yang predikatnya dibentuk dari kata kerja/ verbal. Kalimat verbal terdiri atas lima macam yakni kalimat verbal intransitif, ekatransitif, dwitransitif, semitransitif, dan pasif
* Kalimat intransitif adalah kalimat tunggal yang prediktnya tidak memerlukan objek, misalya :
- Pak desa belum pergi ke kantor
- Ibunya sedang berenang di kolam
- Adik-adikku telah belajat matematika.
* Kalimat ekatransitif, yakni kalimat tunggal yag predikatnya hanya memerlukan objek tanpa diikuti pelengkap. Misalnya :
- Saya makan nasi goreng
- Ibu mencuci pakaian
* Kalimat dwitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya memerlukan objek dan pelengkap, misalnya :
- Ali membelikan adiknya baju tadi malam
- Nurhani memasakkan nasi suaminya kemarin.
- Suwarni mendengakan neneknya bicara di kamar
* Kalimat semitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya dari semitransitif, misalnya :
- Alimuddin kehilangan uang milyaran kemarin
- Rumah Pak Desa kemasukan pencuri.
- Ibu Aminah kedatangan tamu dari Jakarta
* Kalimat pasif adalah kalimat tunggal yang predikatnya biasanya dari kata kerja berawalan di- , misalnya
- Rumah itu dibeli oleh Pak Alimin Syahid.
- Motor itu dijual oleh Toko Mandala.
- Persoalan itu telah diselesaikan oleh Camat Makassar
> Kalimat ajektival yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata sifat atau ajektival, misalnya:
- Buku bahasa Inggrisku sangat tebal,
- Rumahku besar sekali
- Keluarga itu sangat sopan dan bijaksana
> Kalimat preposisional yakni kalimat tunggal yang predikatnya dari kata depan atau preposisi, misalnya:
- Tempat tinggalnya di Makasar
- Beras ciliwung itu dari Sidrap
- Wesel pos ini untuk Miranda
Di samping itu, Menurt (Keraf, 1982) kalimat tunggal dilihat dari segi maknanya dapat dikelompokkan atas empat macam, yakni:
1) Kalimat berita
Kalimat berita adalah kalimat yang digunakan bila kita ingin mengutarakan suatu peristiwa atau kejadian yang kita alami dan atau yang dialami orang lain.
Misalnya:
- Ali pergi ke Jakarta kemarin.
- Jalan itu sangat licin.
- Saya mau berangkat ke Jakarta besok pagi.
2) Kalimat tanya.
Kalimat tanya, kalimat yang maksudnya atau berfungsi untuk menanyakan sesuatu, yang di dalamnya terdapat tiga kemungkinan ciri:
(1) mengunakan intonasi tanya, dan atau
(2) menggunakan kata tanya, dan atau
(3) menggunakan partikel -kah.
Misalnya, seperti berikut.
Ibu datang?
Kapan Ibu datang?
Akankah ibu datang?
Jenis kata tanya yang biasa digunakan dalam kalimat tanya dapat dikelompokkan menurut sifatnya, sebagai berikut :
* Untuk menanyakan benda/hal: apa, untuk apa, tentang apa. Misalnya :
- Apa yang kamu cari di sini?
- Untuk apa kamu bekerja siang dan malam?
- Tentang apa yang masih belum jelas bagimu?
* Untuk menanyakan manusia: siapa, dengan siapa, untuk siapa. Misalnya :
- Siapa yang kaucari kemarin sore?
- Dengan siapa Anda pergi ke Jakarta?
- Untuk siapa Anda bekerja keras selama ini?
* Untuk menanyakan jumlah: berapa, berapa banyak. Misalnya :
- Berapa buku yang Anda perlukan bulandepan?
- Berapa banyak uang yang akan kaupinjam sekarang?
* Untuk menanyakan pilihan: mana, yang mana, Misalnya:
- Mana yang kausenangi, membeli baju atau celana?
- Yang mana kau pilih , belajar di Unhas atau di UNM?
* Untuk menanyakan tempat: di mana, ke mana, dari mana. Misalnya :
- Di mana engkau akan tiggal bulan depan?
- Ke mana Dia akan pergi merantau?
- Dari mana Amin pergi baru sekarang kelihatan?
* Untuk menanyakan temporal: bila, kapan, bilamana, apabila. Misalnya :
- Bila dia selesai studinya di UGM?
- Kapan Kamarudin menjadi dosen IPS di UNJ?
- Bilamana Hamid menyelesaikan pembangunan rumahnya?
* Untuk menanyakan kausalitas: mengapa, apa sebab, akibat apa. Misalnya:
- Mengapa Anda tidak mau menjadi guru?
- Apa sebabanya Anda jarang pergi ke kampung halamannya?
- Akibat apa yang ditimbulkan jika malas belajar di masa muda?
Kalimat tanya terdiri atas tiga macam :
(1) Kalimat tanya biasa: kalimat yang benar-benar menanyakan sesuatu.
(2) Kalimat tanya retoris: kalimat yang menanyakan menggunakan ciri kalimat tanya tetapi tidak perlu dijawab. Kalimat ini biasa dipakai orang yang berpidato sebagai cara untuk menarik perhatian pendengar.
(3) kalimat yang senilai perintah: bentuknya bertanya tetapi maksudnya menyuruh, misalnya "Apakah jendela itu bisa dibuka sekarang?"
3) Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang maksudnya menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Misalnya :
- Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK!
- Pergilah ke sekolah!
- Carilah pekerjaan apa saja, yang penting halal.
Kalimat perintah mempunyai beberapa jenis:
* Suruhan
Misalnya :
- Pergi dari sini!
- Makan obat dahulubaru ke sekolah!
* Permintaan.
Misalnya :
- Tolong bawa surat ini ke kantor pos!
- Bisakah Anda buatkan lukisan pemandangan!
- Mohon buatkan meja kayu!
* Memperkenankan
Misalnya :
- Masuklah ke dalam kalau Anda perlu!
- Silakan keluarlah jika ada yang mau dibeli!
- Disilakan berangkat dahulu!
* Ajakan
Misalnya:
- Marilah kita istirahat sejenak!
- Mari kita bekerja sama-sama!
- Ayo kita makan sama-sama!
* Larangan
Misalnya :
- Jangan pergi hari ini!
- Tidak boleh pergi pada tengah malam!
- Jangan pergi ke pasar
* Bujukan
Misalnya :
- Tidurlah ibu menjagamu, sayang!
- Makan bersama neneklah, nanti saya yang jaga di luar!
* Harapan
Misalnya:
- Mudah-mudahan Anda selamat sampai di tujuan!
- Semoga Anda sehat wal'afiat!
- Semoga Anda sukses selalu!
4) Kalimat seru
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Karena rasa kagum berkaitan dengan sifat, maka kalimat seru hanya dapat dibuat dari kalimat berita yang predikatnya adjektiva (Depdikbud, 1988).
Contoh :
- Alangkah bebasnya pergaulan mereka!
- Bukan main bodohnya anak itu!
- Sungguh cerdas anak itu!
b) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang di dalamnya terdapat lebih dari satu pola kalimat, misalnya: SP + SP, SPO + SPO; atau kalimat yang di dalamnya terdapat induk kalimat (diterangkan) dan anak kalimat (menerangkan). Contoh:
- Saya minum teh dan bapak minum kopi. (majemuk setara)
- Kami sedang makan ketika paman datang kemarin. (majemuk bertingkat)
- Pak Bupati telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian, yang dimeriahkan oleh para artis nasional, serta dihadiri para pejabat muspida. (majemuk campuran)
Kalimat majemuk menurut Keraf (1982) terdiri atas atas tiga jenis yakni kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1) Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara terbagi atas empat jenis: yakni kalimat majemuk setara penambahan, kalimat majemuk setara pemilihan, kalimat majemuk setara perlawanan, dan kalimat majemuk setara sebab.
* Kalimat majemuk setara penambahan ádalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata-kata penghubung: dan, lagi pula, serta. Misalnya:
- Adi belajar IPS dan Erni belajar IPA.
- Tuti sangat pintar mejahit lagi pula sangat baik budi
- Muhaimin pergi ke pasar serta pergi ke kebun pada hari ini
* Kalimat majemuk setara pemilihan adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata-kata pengubung atau, baik... maupun. Misalnya:
- Engkau mau pergi ke Jakarta atau mau pergi ke Semarang?
- Pemerintah perlu meningkatkan mutu pendidikan, baik mutu pendidikan dasar-menengah maupun mutu pendidikan tinggi.
* Kalimat majemuk setara perlawanan adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung: tetapi, namun, padahal. Misalnya:
- Dia mau belajar tetapi diberi hadiah dulu.
- Meskipun sakit jantung, Ali tetap bekerja di bengkel.
- Dia kelihatan sehat padahal memiliki penyakit kronis.
* Kalimat majemuk setara sebab-akibat adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung: sebab, karena, behubung, akibat. Misalnya:
- Saya tidak pergi karena sakit.
- Kamaruddin tidak masuk bekerja sebab pergi ke kampungnya.
- Hutan di hulu sungai Saddang sudah rusak total, akibatnya sering banjir di hilir.
2) Kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk kalimat (diterangkan) dan satu sebagai anak kalimat (menerangkan). Atau, kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola pola yang sudah ada. Misalnya:
- Rumah kami kosong waktu pencuri masuk.
- Pak tani yang rajin itu memberantas hama padi.
3) Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat yang terdiri atas sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurangkurangnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan (Keraf, 1981). Misalnya:
- Universitas Negeri makassar telah melaksanakan seminar nasional tentang peningkatan mutu pendidikan, yang dihadiri Menteri Pendidikan Nasional, Gubernur Sulawesi Selatan, pejabat tinggi lainnya, serta pencinta pendidikan di kota Makassar dan sekitarnya.
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Kalimat dan Jenis-jenis Kalimat"
Posting Komentar